Sabtu, 09 Mei 2009

Sejarah dan Strategi e-Bisnis

E-bisnis

E-bisnis (Inggris: Electronic Business, atau “E-business”) dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan menggunakan sistem informasi komputer. Istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Internet. E-bisnis memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-bisnis juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik.
Dalam penggunaan sehari-hari, e-bisnis tidak hanya menyangkut e-dagang (perdagangan elektronik atau e-commerce) saja. Dalam hal ini, e-dagang lebih merupakan sub bagian dari e-bisnis, sementara e-bisnis meliputi segala macam fungsi dan kegiatan bisnis menggunakan data elektronik, termasuk pemasaran Internet (e-pemasaran). Sebagai bagian dari e-bisnis, e-dagang lebih berfokus pada kegiatan transaksi bisnis lewat www atau Internet. Dengan menggunakan sistem manajemen pengetahuan, e-dagang mempunyai goal untuk menambah revenu dari perusahaan.
Sementara itu, e-bisnis berkaitan secara menyeluruh dengan proses bisnis termasuk value chain: pembelian secara elektronik (electronic purchasing), manajemen rantai suplai (supply chain management), pemrosesan order elektronik, penanganan dan pelayanan kepada pelanggan, dan kerja sama dengan mitra bisnis. E-bisnis memberi kemungkinan untuk pertukaran data di antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, baik lewat web, Internet, intranet, extranet atau kombinasi di antaranya.
Secara konsep e-bisnis memang menawarkan bisnis yang efektif dan efisien. Namun untuk mencapai hal tersebut tentu saja pebisnis harus menjalankan resep-resep sukses menjalankan e-bisnis. Bob Julius Onggo, penulis buku seputar pemanfaatan media internet untuk bisnis, dalam sebuah tulisannya memuat 7 langkah taktis untuk sukses dalam e-bisnis.

Langkah pertama yang dijabarkan adalah fokus. Alasannya, dalam kasus e-bisnis, puluhan atau ratusan produk tidak memiliki manajer produk yang mengawasinya. Dan hanya diserahkan ke orang TI-nya saja. Oleh karena itu produk-produk yang dijual di internet juga harus menjadi bagian yang fokus dari masing-masing manajer produk.

Langkah kedua, membuat banner berupa teks. Menurutnya, berdasarkan hasil riset, telah terbukti bahwa tingkat respons dari suatu “klik” lebih banyak berasal dari “banner berupa teks” bukan berasal dari “banner berupa gambar”. Kebanyakan orang, masih belum tahu dalam hal ini.

Langkah ketiga, menciptakan 2-level afiliasi. Dalam dunia online, e-bisnis yang berhasil harus menciptakan program distribusi pemasaran program afiliasi.Dengan teknologi internet, pebisnis akan mampu membangun 2 tingkat afiliasi, maksudnya distributor penjualan utama dan agen penjualan kedua. Distributor/dealer utama mendapatkan komisi lebih besar, misalnya 20% dan supplier yang mengambil barang dari dealer utama tersebut mendapat komisi 5 atau 10%.

Langkah keempat, memanfaatkan kekuatan email. Email adalah aktivitas pertama yang paling banyak digunakan di Internet, kedua adalah situs pencari. Karena itu manfaatkan kekuatan pemasaran yang dapat dilakukan oleh email. Dalam hal ini pemasaran melalui email atas dasar persetujuan (permission), bukan spamming. Ingat, kebanyakan penjualan terjadi setelah beberapa kali di follow-up, bukan dari hasil instan karena kunjungan pertama mereka ke situs web Anda.

Langkah kelima adalah menulis artikel. Kebanyakan penjualan adalah hasil dari proses edukasi atau sosialisasi, jadi jangan berpikir bisa menjual kalau malas menulis untuk mengedukasi bisnis/produk.

Langkah keenam melakukan e-Marketing. 75% dari waktu tim pemasaran harus berpusat pada pemasaran, kombinasikan antara strategi offline dan online. Menurut Bob dalam tulisan tersebut, kebanyakan dari kesalahan e-bisnis adalah pebisnis terlalu banyak mencurahkan waktu di proses bisnis serta teknologinya. Hal ini memang tidak salah dan ini memang harus dilakukan oleh orang TI, namun tim pemasaran di perusahaan juga harus mengetahui teknik-teknik pemasaran online (eMarketing) bukan saja secara offline.

Langkah terakhir, melakukan komunikasi secara instan. Kebanyakan dari kegagalan dalam e-bisnis adalah masalah soal kepercayaan dan komunikasi. Kepercayaan dapat ditingkatkan apabila komunikasi antara produsen dan konsumen berlangsung instan, cepat dan tidak tertunda. Misalnya dalam kecepatan menjawab email.


1. Membangun Strategi e-bisnis

E-business tidak dapat bekerja tanpa strategi. Strategi e-bisnis dibutuhkan untuk mendukung arah strategis perusahaan secara keseluruhan.
Canada adalah satu dari koneksi internet paling banyak di dunia. Tetapi sektor bisnis kecilnya tertinggal secara signifikan di belakang Amerika Serikat dalam hal adopsi e-bisnis. Mengapa? Karena terlalu kecil dari bisnis yang ada memiliki strategi e-bisnis yang sesungguhnya (menurut penelitian Forrester Research, hanya 14%-nya yang memiliki strategi bisnis, jauh tertinggal di belakang Amerika Serikat.
Agar dapat sukses dalam e-bisnis, pebisnis perlu mengembangkan strategi e-bisnis. Berikut ini beberapa pertanyaan akan membantu untuk mempertimbangkan kapan mengembangkan strategi e-bisnis. Jawaban pertanyaan akan membantu pebisnis untuk fokus pada inisiatif dengan berdampak potensial terbesar pada bottom line perusahaan.

1. Proses bisnis yang mana saat ini menawarkan peluang terbesar untuk mengurangi biaya, mengefisiensikan perolehan dan meningkatkan keuntungan?

2. Dimana bisnis mendapatkan keuntungan sebuah keuntungan kompetitif melebihi pesaing?

3. Wilayah mana yang menyebabkan paling bermasalah pada organisasi dengan respek kepada pelayanan dan penghargaan kepada pelanggan?

4. Apakah senior manajemen atau orang penting sepakat untuk mengimplementasikan solusi ini? Apakah mereka memiliki kemauan untuk memenangkan inisiatif dalam organisasi?

5. Bagaimana e-bisnis akan memberi solusi mengubah struktur dasar organisasi? Apa perubahan pada susunan pegawai, keahlian dan komunikasi/informasi mengalir mendapatkan hasil secara potensial dari latihan-latihan ini?

6. Pelatihan aoa yang dibutuhkan untuk menyakinkan bahwa karyawan-karyawan mampu untuk memaksimalkan keuntungan potensial dari solusi ini? Bagaimana bisa melibatkan mereka dari memulai untuk memaksimalkan input pekerja, pendidikan dan komitmen?

7. Return on investment (ROI potensialnya? Bagaimana melakukan perbandingan ini dengan opsi investasi lainnya?


2. Keunggulan Bisnis Internet

Mengapa memilih bisnis internet? Kenapa tidak bisnis offline saja? Tentu ada alasannya. Berikut adalah 7 alasan menggeluti bisnis internet.

1. Pasar Global
Internet tidak mengenal batas, baik budaya maupun wilayah. Semakin banyak orang menggunakan internet untuk mendapatkan informasi atau belanja online. Ini benar-benar sebuah cara mudah untuk menjangkau pasar global.

2. Mobilitas
Selama anda memiliki koneksi internet, anda dapat mengoperasikan bisnis anda dari manapun. Anda bisa mengelolanya dari ruang tidur anda, dari ruang tamu,.. terserah anda. Anda bahkan masih bisa mengoperasikan bisnis anda ketika anda sedang berwisata.

3. Fleksibel
Tidak ada yang peduli jika anda bergadang tengah malam untuk bekerja dan tidur esok harinya. Juga tak ada yang peduli jika anda ingin libur bekerja selama 1 minggu untuk berlibur. Anda bisa lakukan itu. Anda bisa mengatur jadwal kerja anda sendiri secara bebas.

4. Modal Kecil
Bukan tanpa modal, tetapi dengan menggunakan media internet maka modal yang digunakan jika dibandingkan dengan bisnis offline jauh lebih kecil.

5. Daya Ungkit Teknologi
Dalam MLM atau network marketing, menggunakan konsel daya ungkit orang lain. Tapi dalam dunia internet anda bisa menggunakan daya ungkit teknologi. Beberapa software akan membantu anda untuk untuk mengotomatiskan tugas anda. Ini akan menghemat waktu anda.

6. Minim Biaya Rutin
Tidak banyak biaya rutin yang harus anda keluarkan untuk biaya bisnis online. Biasanya hanya sekedar untuk biaya sewa hosting dan biaya domain yang biaya pertahun biasanya tidak sampai 500 ribu rupiah. Tidak seperti bisnis ofline yang memerlukan biaya sewa bangunan, gaji pegawai dan sebagainya yang relatif besar.

7. Kewirausahaan
Anda adalah seorang bos. Semua keputusan ada ditangan anda.

Read More......

E-commerce dan e-bisnis, Apa Bedanya?

Banyak orang mengasumsikan bahwa e-commerce dan e-bisnis adalah sama. Istilah e-commerce dan e-bisnis mungkin kedengarannya sama tapi secara teknis sebenarnya keduanya berbeda.

Keduanya memang memiliki huruf ‘e’ yang mengindikasikan penggunaan elektronik termasuk internet dan EDI (electronic data interchange) untuk mengembangkan proses bisnis. Secara definisi e-commerce merupakan bagian dari e-bisnis, namun tidak semua e-bisnis berarti e-commerce.

E-commerce lebih sempit jika dibandingkan e-bisnis, di mana e-commerce adalah sub perangkat dari e-bisnis. Di mana e-bisnis sangat luas, menunjuk kepada penggunaan teknologi untuk menjalankan bisnis yang memberikan hasil, memberikan dampak yang besar kepada bisnis secara keseluruhan.

Sementara e-commerce mengacu kepada penggunaan internet untuk belanja online, seperti untuk belanja produk dan jasa. Contohnya terjadi ketika konsumen men-order tiket, buku atau hadiah, produk berwujud maupun tidak berwujud melalui internet. Sampel lainnya ketika sebuah organisasi atau individu membayarkan sejumlah uang via internet.

Istilah e-bisnis meng-cover semua area bisnis. E-bisnis terjadi ketika perusahaan atau individu berkomunikasi dengan para klien atau nasabah melalui email. Pemasaran dilakukan melalui internet, menjual produk atau jasa melalui internet, menggunakan internet untuk riset pasar, menggunakan internet untuk meng-hire orang, menggunakan internet untuk promosi produk dan jasa, dan sebagainya.

Ilustrasi lainnya, order buku di Amazon.com termasuk pada e-commerce dan e-bisnis. Membuat sebuah peta dengan arahan dari rumah ke kantor pos di yahoo.com merupakan e-bisnis tapi tidak melibatkan e-commerce.

Memang terkadang banyak hal membingungkan dari istilah-istilah tersebut. Kebingungannya seperti istilah marketing (pemasaran) dan sales (penjualan). Sales merupakan bagian dari marketing. Marketing termasuk aktivitas lain seperti periklanan, yang bukan merupakan bagian dari sales. (SH)

Read More......

Mengenal E-Tech, E-Business, dan E-Commerce

E-Technology adalah suatu kegiatan yang menginteruksikan new models (gabungan antara sebuah kegiatan dengan memanfaatkan teknologi yang ada sehingga dapat menghasilkan teknologi yang baru). Contoh penerapan e-technolgy adalah pada pembuatan e-commerce dalam suatu e-business, penggunaan e-payment dalam transaksi e-business.
Banyak orang mengasumsikan bahwa e-commerce dan E-bisnis adalah sama. Istilah e-commerce dan E-bisnis mungkin kedengarannya sama tapi secara teknis sebenarnya keduanya berbeda.
Keduanya memang memiliki huruf ‘e’ yang mengindikasikan penggunaan elektronik termasuk internet dan EDI (electronic data interchange) untuk mengembangkan proses bisnis. Secara definisi e-commerce merupakan bagian dari E-bisnis, namun tidak semua E-bisnis berarti e-commerce.
E-commerce lebih sempit jika dibandingkan E-bisnis, di mana e-commerce adalah sub perangkat dari E-bisnis. Di mana E-bisnis sangat luas, menunjuk kepada penggunaan teknologi untuk menjalankan bisnis yang memberikan hasil, memberikan dampak yang besar kepada bisnis secara keseluruhan.
Sementara e-commerce mengacu kepada penggunaan internet untuk belanja online, seperti untuk belanja produk dan jasa. Contohnya terjadi ketika konsumen men-order tiket, buku atau hadiah, produk berwujud maupun tidak berwujud melalui internet. Sampel lainnya ketika sebuah organisasi atau individu membayarkan sejumlah uang via internet.
Istilah E-bisnis meng-cover semua area bisnis. E-bisnis terjadi ketika perusahaan atau individu berkomunikasi dengan para klien atau nasabah melalui email. Pemasaran dilakukan melalui internet, menjual produk atau jasa melalui internet, menggunakan internet untuk riset pasar, menggunakan internet untuk meng-hire orang, menggunakan internet untuk promosi produk dan jasa, dan sebagainya.
Ilustrasi lainnya, order buku di Amazon.com termasuk pada e-commerce dan E-bisnis. Membuat sebuah peta dengan arahan dari rumah ke kantor pos di yahoo.com merupakan E-bisnis tapi tidak melibatkan e-commerce.
Memang terkadang banyak hal membingungkan dari istilah-istilah tersebut. Kebingungannya seperti istilah marketing (pemasaran) dan sales (penjualan). Sales merupakan bagian dari marketing. Marketing termasuk aktivitas lain seperti periklanan, yang bukan merupakan bagian dari sales. (SH)
Dalam melakukan E-bisnis, kita harus memiliki konsep atau strategi. Secara hakiki, pemasaran afiliasi (affiliate marketing) adalah strategi E-bisnis yang harus segera diterapkan bagi perusahaan manapun yang sudah ekpansi ke Internet, maupun untuk kategori produk apa pun yang dijual via internet.
konsep pemasaran afiliasi ini mirip dengan membangun distribusi penjualan lewat dealer maupun reseller, di mana perusahaan Anda akan memberikan komisi yang sudah ditetap kepada para agen penjualan Anda (afiliasi) dan harga produk tidak bisa dilakukan mark-up, karena penjualan dilakukan bukan di situs web milik afiliasi namun di situs web pemilik afiliasi.
Dalam hal ini, biaya pengiklan menjadi hemat, mengapa? Karena situs-situs web milik afiliasi yang melakukan promosi, dan Anda hanya membayar ke mereka kalau terjadi penjualan di situs web Anda, yang diarahkan oleh situs web milik afiliasi.
Karena mulut orang lebih tajam dari mulut sendiri, maka promosi yang dilakukan oleh afiliasi memberikan kekuatan promosi tersendiri.
Contohnya:
Pengunjung masuk situs korporat Anda kemudian sign up sebagai afiliasi baru kemudian mendapatkan ID atau usernama dan bahan-bahan marketing termasuk code-nya. Kemudian dengan ID dan password, ia bisa masuk ke administration page, dan melihat account-nya di situ, kemudian ia bisa memanfaatkan semua materi promosi yang tersedia di sana yaitu bermacam-macam banner, codenya dan surat penjualan singkat, dsb.
Berikut ini adalah manfaat dari Pemasaran Afiliasi :

1. Promosi tanpa resiko.
Dengan pemasaran afiliasi - Anda hanya membayar hasilnya. Anda tidak harus membayar karena harus pasang iklan di suatu situs web: Hasilnya yang Anda bayar. Anda bisa menentukan apa yang akan Anda bayar entah itu — penjualan, email dari prospek, download dari situs web Anda, pelanggan ezine Anda, atau aktivitas online lainnya yang dapat dilacak. Tentukan sendiri bagaimana dan apa yang akan Anda lakukan bagi afiliasi Anda - Anda tidak perlu bayar bila tidak ada hasil-tanpa resiko,bukan?

2. Jaringan Publisitas yang Hebat dan Efektif.
Dengan strategi pemasaran afiliasi, Anda membangun jaringan berbagai situs web, ezine dan email yang akan melakukan promosi “brand” Anda. Sebab masing-masing afiliasi akan meletakkan kode afiliasinya di situs mereka atau di ezine atau di email dan membalikkannya ke situs web Anda. Jadi tiap-tiap afiliasi baru dapat menambahkan begitu banyaknya calon pembeli yang berkualitas dan segmented sebagai bagian dari database prospek Anda.

3. Promosi yg Efisien dan Terjangkau.
Dibandingkan dengan model pemasaran online lainnya, pemasaran afiliasi sangat efisien dan menguntungkan. Anda tanpa harus mengeluarkan biaya sedikit pun, karena itu dilakukan oleh afiliasi Anda. Tidak ada bentuk pemasaran lain yang tidak mengeluarkan biaya untuk menghasilkan uang kecuali yang satu ini!

4. Promosi Jangka Panjang.
Tidak seperti halnya iklan banner yang harus Anda bayar sebelum memasangnya, atau iklan di ezine dan iklan di dunia cetak. Pemasaran Afiliasi tidak memerlukan biaya, namun disetujui dan diminta oleh mereka yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan. Karena itu mereka akan tetap mengizinkan banner Anda entah berupa teks atau gambar tetap dipasang dan dipromosikan oleh mereka.

5. Kepercayaan dan Hubungan Bisnis.
Setiap orang sadar dan tahu bahwa mengembangkan hubungan adalah kunci keberhasilan dari segala bentuk konsep pemasaran. Pemasaran Afiliasi dapat memupuk hubungan bisnis jangka panjang dan menguntungkan baik dengan afiliasi maupun dengan pelanggan.
Kebanyakan paradigma dari E-bisnis atau e-commerce selama ini dipengaruhi dan dikomandani oleh konsep-konsep dari dunia TI, padahal orang-orang TI bukanlah orang-orang bisnis.
Selain itu, fakta bahwa program E-bisnis dari kebanyakan perusahaan menitikberatkan hanya pada sisi teknologinya saja dan proses bisnis itu sendiri. Namun inisiatif promosi dan pemasaran E-bisnis mereka tidak atau sangat sedikit dilakukan.
Itulah sebabnya mengapa E-bisnismembuat banyak orang di Indonesia khususnya para investor merasa jera. Mereka menyangka bahwa belum saatnya mereka memasuki dunia E-bisnis, padahal yang salah bukan bisnisnya, namun konsep membangun E-bisnis yang salah. Padahal satu hal yang pasti bahwa internet tidak bisa dibendung lagi.
Karena itu, sudah saatnya orang-orang bisnis dan pemasaran menjadi komandan dari strategi bisnis di Internet. Dan orang-orang TI sebagai support dari para marketer dan pebisnis.

Ada 7 langkah taktis yang perlu untuk E-bisnis agar E-bisnis dapat berhasil, yaitu:

1. FOKUS.
Kebanyakan orang yang ekspansi bisnis ke Internet, tidak fokus pada produk yang mereka jual. Mereka menjual apa saja dalam satu situs web mereka. Padahal dalam dunia bisnis, sekelompok kategori produk harus dikoordinasi oleh seorang manajer produk, dan bila ada beberapa kategori produk, maka beberapa manajer produk harus membawahi masing-masing kategori produk tersebut. Sedangkan dalam kasus E-bisnis, puluhan atau ratusan produk tidak memiliki manajer produk yang mengawasinya. Dan hanya diserahkan ke orang TI-nya saja. Jadi maksudnya adalah dalam hal ini adalah bahwa produk-produk yang dijual di Internet juga harus menjadi bagian yang fokus dari masing-masing manajer produk.

2. BANNER berupa TEKS.
Berdasarkan hasil riset, telah terbukti bahwa tingkat respons dari suatu “klik” lebih BANYAK berasal dari “banner berupa teks” bukan berasal dari “banner berupa gambar”. Kebanyakan orang, masih belum tahu dalam hal ini. konsep “banner berupa gambar” itu hanyalah konsep yang berasal dari orang-orang desainer web untuk mendatangkan nilai seni, bukan mendorong emosi ke sales karena efek dari “sales letter”, karena 90% penjualan hasil dari “sales letter” bukan hasil dari “entertainment” seperti melalui “banner gambar”. Terus terang saja, bahwa respons yang diperoleh dari “banner berupa teks” JAUH lebih tinggi dari “banner berupa gambar”. Karena itu gunakan “banner berupa teks” yang ditaruh di suatu artikel atau kumpulan kalimat walaupun bisa dalam bentuk .jpeg. Namun upayakan agar tidak kentara bahwa itu adalah “banner”.

3. Ciptakan 2-level Afiliasi.
Dalam dunia bisnis offline, sudah hal yang umum mereka memiliki reseller atau supplier maupun dealer yang membantu penjualan produk/bisnis mereka dan kemudian Anda memberikan “margin” atau “komisi” kepada mereka. Nah, dalam dunia online, E-bisnis yang berhasil juga harus menciptakan program distribusi pemasaran seperti ini. Dan ini disebut sebagai Program Affiliate (afiliasi). Dengan teknologi internet, Anda akan mampu membangun 2 tingkat afiliasi, maksudnya distributor penjualan utama dan agen penjualan kedua. Distributor/Dealer Utama mendapatkan komisi lebih besar, misalnya 20% dan supplier yang mengambil barang dari Dealer Utama tersebut mendapat komisi 5 atau 10%. Dalam E-bisnis, Anda memungkinkan memiliki banyak Dealer Utama dan banyak Dealer/Supplier kedua yang berada di bawahnya. Karena dalam dunia E-bisnis, konsep afiliasi 2 tingkat adalah yang paling banyak diminati. Karena itu seminar kami tgl 30 Oktober 2002 ini, akan mengupas tentang dunia bisnis pemasaran afiliasi dgn judul “Building Online Sales Force 2003″.

4. Manfaatkan Kekuatan Email.
Email adalah aktivitas pertama yang paling banyak digunakan di Internet, kedua adalah situs pencari. Karena itu manfaatkan kekuatan pemasaran yang dapat dilakukan oleh email.Maksudnya adalah pemasaran melalui email atas dasar persetujuan (permission), bukan spamming.Ingat, kebanyakan penjualan terjadi setelah beberapa kali di follow-up, bukan dari hasil instan karena kunjungan pertama mereka ke situs web Anda.

5. Menulis Artikel.
Ingat kebanyakan penjualan adalah hasil dari proses edukasi atau sosialisasi, jadi jangan berpikir Anda bisa menjual kalau Anda malas menulis untuk mengedukasi bisnis/produk Anda. Jadi kalau E-bisnis Anda, ingin berhasil, maka tim PR Anda harus mengedukasi calon pembeli melalui tulisan-tulisan yang informatif.

6. Lakukan e-Marketing.
75% dari waktu tim pemasaran Anda harus berpusat pada pemasaran, kombinasikan antara strategi offline dan online. Karena kebanyakan dari kesalahan dalam E-bisnis adalah mereka terlalu banyak mencurahkan waktu di proses bisnis serta teknologinya, hal ini memang tidak salah dan ini memang harus dilakukan oleh orang TI, namun Tim pemasaran di perusahaan Anda juga harus mengetahui teknik-teknik pemasaran online (eMarketing) bukan saja secara offline.

7. Komunikasi Instan.
Kebanyakan dari kegagalan dalam E-bisnis adalah masalah soal kepercayaan dan komunikasi. Kepercayaan dapat ditingkatkan apabila komunikasi antara produsen dan konsumen berlangsung instan, cepat dan tidak tertunda.

Read More......